Ada pepatah yang mengatakan: Tidak penting berapa kali kamu jatuh, yang lebih penting adalah berapa kali kamu bangkit setelah jatuh.
Bagi saya pepatah ini sangat mengena karena sebetulnya saya mengikuti Pembatik ini bukan baru tahun ini saja, melainkan sudah 3 kali saya mengikutinya. Pertama kali saya mengikuti kegiatan ini tahun 2018 kemudian 2019 dan sekarang. Hal yang membuat saya termotivasi untuk mengikuti program Pembatik ini adalah saya ingin menjadi seorang Duta Rumah Belajar atau yang sekarang ini disebut Duta Teknologi Kemdikbudristek.
Saya ingin menjadi seorang Duta Teknologi Kemdikbudristek karena saya ingin mengabdikan diri saya demi pengembangan dan pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran khususnya di sekolah saya dan sekolah - sekolah lain yang ada di wilayah Sumba Tengah sebagai daerah domisili saya dan wilayah Nusa Tenggara Timur pada umumnya.
Dengan adanya pengembangan dan pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran, maka harapannya sedikit demi sedikit terwujud pembelajaran yang inovatif dan jika hal ini terwujud maka pendidikan yang ada di wilayah NTT dapat semakin meningkat mutunya.
Memang ini adalah tugas yang berat namun saya meyakini bahwa saya tidak akan sendiri dalam menjalankan tugas ini jika saya dipercaya dan diberikan kesempatan untuk menjadi Duta Teknologi Kemdikbudristek dari Provinsi NTT pada tahun 2022. Sudah ada lima Duta Rumah Belajar sebelumnya serta para Sahabat Rumah Belajar NTT sebanyak 6 angkatan yang pastinya akan saling berkolaborasi dan bertransformasi mewujudkan ekosistem digital dalam merdeka belajar.
Untuk menjadi seorang Duta Teknologi Kemdikbudristek di tahun 2022 ini saya mempunyai strategi tersendiri sesuai dengan potensi yang saya miliki. Potensi - potensi tersebut di antaranya adalah saya mempunyai passion dalam bidang menulis khususnya menulis di blog, selain itu saya juga aktif di media sosial terutama facebook. Potensi lain yang saya miliki juga adalah saya mempunyai jejaring dengan Bapak/Ibu guru, kepala sekolah, pengawas, dan pejabat dinas serta lembaga lainnya, bukan hanya yang berasal dari Kabupaten Sumba Tengah, namun juga di kabupaten/kota yang ada di Provinsi NTT dan dari luar NTT. Selain itu dalam kapasitas saya sebagai seorang fasilitator daerah yang berkesempatan mendampingi kepala sekolah dan guru - guru di Kabupaten Sumba Tengah, saya pun tetap mempunyai ruang untuk berbagi dan berkolaborasi sambil melaksanakan diseminasi.
Berbagai potensi yang saya miliki ini dapat saya dayagunakan untuk mendukung terlaksananya strategi yang sudah saya susun dan saya tuangkan dalam rencana aksi/action plan yang disebut SMART PRO. SMART PRO merupakan singkatan dari (Sosial Media (S), Melakukan diseminasi (M), membuat Amunisi (A), Rekam video (R), Tulis di Blog (T) dan Pro adalah Portofolio digital). Penjabaran masing - masing bagian dapat dilihat pada file action plan berikut:
Dengan berbekal rencana aksi yang saya susun untuk kegiatan Pembatik Level 4 ini, di mana saya harus berbagi dan berkolaborasi bersama para Duta Rumah Belajar dan Sahabat Rumah Belajar baik yang dari satu provinsi maupun lintas provinsi di Indonesia kepada guru atau komunitas guru, maka saya pun melakukan serangkaian aksi nyata diseminasi baik yang dilakukan secara tatap muka maupun tatap maya.
Selama melakukan diseminasi baik secara tatap muka maupun tatap maya, banyak pembelajaran yang saya dapatkan. Saya juga belajar mengatur waktu, belajar berkomunikasi secara efektif dengan orang lain baik secara individu maupun kelompok/komunitas, belajar berkoordinasi demi terselenggaranya sebuah kegiatan dan tentunya berkolaborasi dan bertransformasi demi mewujudkan ekosistem digital.
Tentu saja hal ini tidak mudah. Pada artikel yang saya tulis berupa narasi masing - masing kegiatan diseminasi, saya menceritakan tantangan yang saya hadapi di antaranya lokasi sekolah yang jauh, kondisi jalan yang tidak bagus, bahkan ada juga pembatalan kegiatan karena satu dan lain hal. Termasuk pada saat kegiatan webinar, di mana ada rekan SRB yang tidak dapat menjalankan tugas sesuai pembagian peran yang direncanakan, maka kami saling bahu membahu demi kelancaran kegiatan. Dan prinsip saya adalah saya tidak boleh menyerah. Sebagai seorang Sahabat Rumah Belajar, saya tetap bersemangat dalam melakukan rencana aksi yang telah disusun.
Selama kurang lebih sepuluh hari, kami diberi kesempatan untuk melakukan diseminasi, saya telah menjalankannya sebanyak 15 kali kegiatan sehingga saya memberi nama aktivitas berbagi tersebut dengan nama Smart 1 sampai Smart 15. Masing - masing kegiatan saya dokumentasikan dalam bentuk vlog dan foto kemudian saya narasikan pada blog dengan masing - masing judul artikel. Satu kegiatan Smart, satu postingan blog.
Selain itu, seperti yang saya tuangkan dalam rencana aksi, saya juga aktif berbagi di berbagai kanal media sosial yang saya miliki seperti : instagram, facebook, tik tok, dan youtube. Bahkan saya juga berbagi melalui grup Whatsapp (WA) dan telegram. Semua ini saya lakukan karena saat ini dunia sudah semakin berkembang. Kanal komunikasi sosial menjadi salah satu media penyampai pesan yang sangat efektif karena lebih praktis dan lebih cepat sampai pada penerima pesan. Tantangan terbesar yang saya hadapi ketika akan berbagi di media sosial adalah saya harus menyesuaikan konten yang akan saya bagikan sesuai dengan karakteristik media sosial dan juga sasaran / target dari media sosial yang saya gunakan. Sehingga membutuhkan waktu untuk membuat konten agar sesuai dengan harapan.
Saya menyadari satu hal bahwa ketika sekian banyak hal yang telah saya lakukan dalam rangka mendiseminasikan penerapan pembelajaran inovatif yang mengintegrasikan Rumah Belajar dan PMM ini, maka saya perlu sebuah folder istimewa agar semua rekam jejak dokumentasi kegiatan itu dapat tersimpan dengan baik. Sehingga saya mempunyai gagasan untuk mengumpulkannya dalam bentuk portofolio digital (Pro).
Portofolio digital ini juga merupakan salah satu bentuk pemanfaatan akun belajar.id karena saya membuatnya dengan menggunakan google site. Dengan google site, pembuatan portofolio digital sebagai rekam jejak selama mengikuti program Pembatik menjadi sangat mudah dan praktis karena cara membuatnya cukup dengan teknik drag and drop. Semua menunya sudah tersedia dan aplikatif. Inilah alasan selain saya mendokumentasikan langsung melalui postingan blog, saya juga tetap membuat portofolio digital menggunakan google site.
Berikut ini adalah portofolio digital yang saya buat sebagai tugas akhir Pembatik Level 4. Di dalam portofolio digital ini saya menyematkan berbagai aktivitas saya sebagai Sahabat Rumah Belajar. Mari kita lihat bersama dokumen portofolio digital berikut ini:
Selain portofolio digital, saya juga membagikan video praktik baik pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran inovatif SOLE terintegrasi dengan Rumah Belajar pada Platform Merdeka Mengajar (PMM). Mari, Bpk/Ibu guru, Sahabat Rumah Belajar, kita berikan umpan balik pada karya saya berikut ini: https://guru.kemdikbud.go.id/bukti-karya/video/141572
Saya bersyukur atas kesempatan yang saya dapatkan dengan mengikuti program Pembatik dari Level 1 - Level 4 saat ini. Dan harapan saya, semua praktik baik yang sudah saya bagikan terutama melalui Portofolio Digital dan PMM dapat menginspirasi dan bermanfaat bagi kita semua.
Berikut ini adalah Vlog Smart Pro sebagai tugas akhir Pembatik Level 4:
Salam Rumah Belajar.
Belajar di mana saja, kapan saja, dengan siapa saja.
Belum ada Komentar untuk "SMART PRO Jalan Ninja Menuju Duta Teknologi Kemdikbudristek Tahun 2022"
Posting Komentar